Selasa, 24 Januari 2017

Trisakti Soekarno dan Fidel Castro


Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno dalam Pidato Trisakti tahun 1963 menegaskan:
  1. Berdaulat secara politik
  2. Berdikari secara ekonomi
  3. Berkepribadian secara sosial budaya

Inilah suatu konsep yang sempat di keluarkan oleh Presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno atau lebih di kenal dengan sebutan Bung Karno. Bung Karno lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai. Ayah Soekarno adalah seorang guru. Raden Soekemi bertemu dengan Ida Ayu ketika dia mengajar di Sekolah Dasar Pribumi Singaraja, Bali. Soekarno hanya menghabiskan sedikit masa kecilnya dengan orangtuanya hingga akhirnya dia tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Pengaruh Soekarno pada sejarah Indonesia besar sekali, tidak mungkin orang memungkiri. Ir.Soekarno memang orang yang luar biasa. Soekarno juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang bijaksana dan sangat berbakat dalam berpolitik, beliau juga dikenal sebagai seorang orator ulung yang handal, pidatonya selalu menggelegar dan kata kata motivasinya mampu membangunkan jiwa-jiwa para pejuang terbakar dalam api semangat yang hebat untuk melawan segala bentuk ketidak-adilan dan penjajahan.

Trisakti adalah satu konsep pemikiran radikal Bung Karno karena dengan pemikiran tersebut jiwa dan semangat kebangsaan nasionalis Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya adalah inti dari ajaran Bung Karno yang disebut Trisakti. Pada masa pemerintahannya, konsep pemikiran Trisakti ini dijadikan prinsip oleh Bung Karno untuk membangun bangsa dan negara Indonesia ketika itu.

Fidel Castro mengatakan dengan tegas, dirinya adalah murid Bung Karno. Itu dikemukakannya sendiri kepada Bung Karno,ketika dua tokoh Gerakan Nonblok ini bertemu, dan kepada Adam Malik ketika almarhum menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI. Secara terbuka Castro menegaskan bahwa dirinya telah mengadopsi ajaran-ajaran Presiden RI pertama itu untuk dijadikan acuan guna memimpin negaranya.


Ajaran Soekarno yang diadopsi oleh Fidel Castro dalam konteks Kuba adalah ajaran Trisakti. Yang menarik adalah bahwa Fidel Castro mengadopsi dan menerapkan prinsip Soekarno itu secara konsisten dan tegar dalam seluruh sistem pemerintahannya. Konsistensi yang paling kentara adalah menolak segala bentuk imperialisme dan kapitalisme yang merupakan pendiktean oleh Barat tentang ekonomi, politik dan budaya. Castro sangat jelas menolak kehadiran dan campur tangan IMF dalam negaranya, bahkan menyerukan agar lembaga pendanaan kapitalis internasional yang menindas negara-negara berkembang itu semestinya dibubarkan dan dihentikan perannya. Ini merupakan wujud pelaksanaan Trisakti yang konsisten oleh Castro dalam konteks Kuba, yakni kemandirian dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Kekuatan ekonomi sendiri merupakan landasan bagi pemerintah Kuba untuk membangun negara dan rakyatnya. Tidak ada hutang luar negeri yang diterima sebagai landasan, sehingga tak ada kewajiban cicilan bunga hutang yang tinggi yang harus dibayar oleh pemerintah Kuba. Seluruh pendapatan negara dialokasikan pertama-tama untuk belanja tunjangan sosial, dan kedua untuk belanja pendidikan. Kepentingan lain berada dalam urutan prioritas berikutnya. Karena berdikari dalam bidang ekonomi, Kuba telah mampu mempertahankan kedaulatan dalam bidang politik dan kedaulatan dalam kebudayaan nasionalnya.

Senin, 23 Januari 2017

ALI SYARIATI : Cinta dan Raushan Fikr


"Cinta adalah memberi bukan mengambil atau kompensasi. Cinta adalah memilih dirinya mati agar yang lain dapat hidup, agar sesuatu cita – cita menang, agar suatu impian menjadi kenyataan". (Ali Syariati).

Inilah cinta dalam pandangan seorang tokoh Revolusioner Ali Syariati. Bagi syariati, bahwa cinta itu adalah keikhlasan tampa membutuhkan imbalan, agar cita cita kebenaran dapat tercapai, para pecinta menjadi kekuatan pembebas dari determinasi ideologi-ideologi multitheism yang menindas. Cinta seperti inilah yang dikatakan Syariati adalah suatu cinta pembebasan yang dimiliki oleh manusia Raushan Fikr.

Bagi syariati Raushan Fikr adalah model manusia yang diidealkan oleh Ali Syari'ati untuk memimpin masyarakat menuju revolusi. Raushan Fikr adalah pemikir tercerahkan yang mengikuti ideologi yang dipilihnya secara sadar. Ideologi akan membimbingnya kepada pewujudan tujuan ideologi tersebut, ia akan memimpin gerakan progresif dalam sejarah dan menyadarkan umat terhadap kenyataan kehidupan. Ia akan memprakarsai gerakan revolusioner untuk merombak stagnasi. Sebagaimana rasul-rasul selalu muncul untuk mengubah sejarah dan menciptakan sejarah baru. Memulai gerakan dan menciptakan revolusi sistemik. Manusia Raushan Fikr memiliki karakteristik memahami situasi, merasakan desakan untuk memberi tujuan yang tepat dalam menyebarkan gaya hidup moralitas dan monastis, anti status quo, konsumerisme, hedonisme dan segala kebuntuan filosofis, menuju masyarakat yang mampu memaknai hidup, konteks, dan realitas masyarakat.


Raushan Fikr merupakan kunci bagi perubahan, oleh karenanya sulit diharapkan terciptanya perubahan tanpa peranan mereka. Merekalah pembangun jalinan yang meninggalkan isolasi menara gading dan turun dalam masyarakat. Mereka adalah katalis yang meradikalisasi massa yang tidur panjang menuju gerakan melawan penindas. Hanya ketika dikatalisasi oleh Raushan Fikr masyarakat dapat mencapai lompatan kreatif yang besar menuju peradaban baru. Pemikir tercerahkan adalah aktivis yang meyakini sungguh-sungguh dalam ideologi mereka dan menginginkan syahid demi perjuangan tersebut. Misi yang dilancarkan mereka adalah untuk memandu “massa yang tertidur dan bebal” dengan mengidentifikasi masalah riil berupa kemunduran masyarakat..


Sumber

Jalaluddin Rumi dan Syair Puisinya.


Pemikiran Jalaludin Rumi bersifat Iluminasionisme, yaitu sebagai suatu isme yang memandang bahwa hanya hati dan kalbu serta pensucian jiwa adalah satu-satunya sumber dan media bagi manusia untuk menggapai pengetahuan, makrifat, dan ilmu hakiki terhadap objek-objek dan realitas-realitas eksternal. (Ghulam Muhsin Ibrahimi; 438). Rumi merupakan tokoh sastra dan spiritual yang dikenang sepanjang masa melalui buah karyanya. Meski dunia telah mengalami perkembangan dan perubahan, era yang silih berganti, pemikiran rumi tetap aktual dan dan rindukan di segala jaman, karena tema-tema tulisannya banyak berhubungan dengan masalah-masalah universal, cinta, keadilan, kemanusiaan dan perdamaian Rumi banyak menulis puisi-puisinya ketika masih tinggal di Persia. Puisi-puisi Rumi menunjukkan rasa cintanya pada Allah dan tokoh ini telah memberi pengaruh besar pada sastra, pemikiran dan ekspresi keindahan di dunia Islam. Selama berabad-abad, karya-karya Jalaluddin Rumi memberikan pengaruh yang signifikan pada karya sastra berbahasa Persia, Urdu dan Turki, Maka tidak heran bila bangsa-bangsa tersebut menjadi bangsa yang memiliki peradapan yang cukup membanggakan. Rumi telah menanamkan kecintaan pada Allah, Nabi Muhammad saw, sikap toleransi dan penghormatan terhadap kemanusiaan. Dunia yang dibangunnya menjadi jantung, dunia di mana matahari, bulan dan bintang beredar sesuai hukum, perintah, harmoni dan kedamaian. Disinilah letak kelebihan Rumi dibandingkan dengan pemikir-pemikir yang lain. Rumi dianggap sebagai monumen pemikiran dan seorang tokoh jenius yang luar biasa.

“Jangan tanya apa agamaku. Aku bukan Yahudi. Bukan Zoroaster. Bukan pula Islam. Karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain dari pada makna yang hidup di hatiku”

“Persahabatan suci, menjadikanmu seorang dari mereka. Sekalipun engkau batu atau pualam, kau akan menjadi permata bila kau menjadi tingkat manusia perasa”

“Dulu dia mengusirku, sebelum belas kasih pun turun ke hatinya dan memanggil. Cinta telah memandangku dengan ramah pula”

“Cinta bagai perantara yang menaruh kasihan, datang memberi perlindungan pada kedua jiwa yang sesat ini”

“Menangislah seperti kincir angin, rumput-rumput hijau mungkin memancar dari taman istana jiwamu. Jika engkau ingin menangis, kasihanilah orang yang bercucuran air mata, jika engkau mengharapkan kasih, perlihatkanlah kasihmu pada si lemah”

“Ketika aku jatuh cinta, aku merasa malu terhadap semua. Itulah yang dapat aku katakan tentang cinta”

“Dalam cinta segalanya berubah rupa. Orang Amerika berubah menjadi orang Turki”

“Berbicara dalam bahasa yang sama adalah kekeluargaan dan persamaan bila kita bersama mereka bila kita percayai, kita seperti orang tawanan dalam rantai. Banyak orang India dan Turki berbicara dalam bahasa yang sama, namun banyak pasangan orang Turki ternyata orang-orang asing. Bahasa yang sama-sama dipahami memang khusus, kebersamaan hati lebih baik dari pada kebersamaan bahasa”

“Sejak kudengar tentang dunia Cinta, kumanfaatkan hidupku, hatiku dan mataku di jalan ini. Aku pernah berpikir bahwa cinta dan yang dicintai itu berbeda. Kini aku mengerti bahwa keduanya sama”

“Kami bersyukur atas cinta ini, ya Tuhan, cinta yang melaksanakan kemurahan tak terbatas. Terhadap kekurangan-kekurangan apapun dalam syukur kami yang mungkin membuat kami berdosa, cinta mencukupkan hingga pulih kembali”

“Jika kita menggali lubang untuk menjerumuskan orang ke dalamnya, kita sendiri yang akan terjerumus ke dalamnya. Jangan menganyam sendiri kepompong ulat sutera dan jangan menggali lubang itu terlalu dalam. Janganlah mengira si lemah tak punya pelindung dan ucapkan kata-kata dari Quran, “kapankah pertolongan dari Allah akan datang”

“Orang yang menghormati akan dihormati, orang yang membawa gula akan makan kue badam. Buat siapa perempuan yang baik-baik. Laki-laki baik-baik. Hormatilah temanmu atau lihat apa yang terjadi jika tidak kau hormati”

“Barangsiapa melihat sesuatu pada sebab-sebab, maka dia akan menjadi pemuja bentuk. Namun orang yang mampu menatap pada “Sebab Pertama”, maka dia akan menemukan cahaya yang memancarkan makna”

“Dunia manusia adalah batin yang memiliki kemegahan. Karena itu duhai sahabat, mungkinkah engkau menjadi bijak, sementara yang relatif terus saja kau jadikan pujaan?”

“Jadilah kekasih bagi dirimu sendiri! Lampaui dua dunia. Dan tinggalah di kediaman sendiri! Pergi, jangan mabuk dengan anggur dan kecongkakan-kecongkakan itu! Lihatlah kilauan wajah itu dan sadarlah akan dirimu sendiri”

“Perhatikanlah setiap binatang, dari serangga kecil sampai gajah, semua mereka keluarga Tuhan dan rezeki mereka tergantung kepada-Nya. Sungguh Tuhan Maha Pemberi rezeki! Semua kesedihan dalam hati kita lahir dari asap dan debu keberadaan kita dan segala nafsu yang sia-sia”

“Orang yang bijaksana melihat ucapan bagaikan orang tua. Ia turun dari langkit, karena itu ia bukanlah sesuatu yang tak berharga. Ketika kau bicara dengan kata-kata kotor maka sekian banyak kata hanya bernilai satu. Namun bila kau bicara dengan baik maka satu kata akan memiliki nilai berlipat. Ucapan akan terkuak bagi engkau yang mampu membuka dinding pembatas (hijab). Sehingga kau tahu bahwa sesungguhnya ia adalah sifat-sifat Tuhan Yang Maha Pencipta”

“Kembalilah kepada sejatimu, wahai hati! Karena jauh di dalam dirimu wahai hati, engkau akan menemukan jalan menuju Tuhan Yang Tercinta”

“Mencintai perempuan dibuat menarik bagi laki-laki. Tuhan sudah mengaturnya, betapa mereka dapat menghindari apa yang sudah diatur oleh Tuhan? Karena Tuhan menciptakan perempuan supaya Adam mendapat kesenangan dengan dia. Bagaimana Adam dapat dipisahkan dari Hawa?”

“Dunia hanyalah seperti cermin yang memantulkan kesempurnaan Cinta Tuhan. Wahai kawan! Mungkinkah ada sesuatu yang lebih besar dari keseluruhan?”

“Perempuan adalah cahaya Tuhan, Dia bukan dicintai secara duniawi, dia berdaya kreatif, bukan hasil kreasi”

“Cinta adalah lukisan orang yang getir menjadi manis, sebab dasar semua cinta adalah kebajikan moral”

“Seperti Adam dan Hawa yang melahirkan sekian banyak jenis, Cinta lahir dalam sekian banyak bentuk. Lihat, dunia penuh dengan lukisan, namun ia tidak memiliki bentuk”

“Tataplah wajah cinta supaya kau mampu meraih sifat kemanusiaan. Karena itu jangan hanya duduk menggigil. Sebab jika demikian, mereka kan membuatmu menggigil”

“Datang dengan tangan kosong ke rumah teman-teman, bagai pergi ke kilang tepung tanpa membawa gandum”

“Kalau hati pulih menjadi sehat, dan bersihkan dari segala hawa nafsu, kemudian Tuhan Yang Maha Pengasih bersemayam di Singgasana. Di samping itu, Dia langsung membimbing hati, selama hati bersama Dia”

“Pilihlah Cinta. Ya, Cinta! Tanpa manisnya Cinta, hidup ini adalah beban. Tentu engkau telah merasakannya”

“Kecaman yang datang dari sahabat-sahabat dekat memang diperlukan sehingga, tanpa bantuan pemantul apapun, kau menjadi pengucur air dari laut. Ketahuilah bahwa pada mulanya kecaman adalah peniruan, tapi bila ia terus menerus terulang, akan langsung berubah menjadi wujud kebenaran. Supaya itu terwujud, janganlah berpisah dari kerang jika tetesan air hujan belum lagi menjadi mutiara”

“Yang menjadi sasaran cinta bukanlah bentuk-apakah itu cinta untuk kepentingan dunia ini atau untuk akhirat”

“Ada orang asing tergesa-gesa mencari tempat tinggal, seorang teman membawanya ke sebuah rumah rusak,, “Jika rumah ini beratap” katanya, “kau dapat tinggal di sebelah tempatku. Keluargamu juga akan kerasan di sini, jika di situ ada sebuah kamar lagi” .”Ya”, katanya, “enak sekali tinggal di sebelah teman-teman, tapi kawanku sayang, orang tak dapat tinggal di dalam ‘jika’“ 

”Iri hati membuat aku berkata, ”Aku masih rendah untuk menghadapi si polan dan si polan, dan nasibnya yang baik menambah diriku yang serba kurang” Memang iri hati adalah suatu cacat, lebih dari apapun”

“Jika hati tidak ada, bagaimana badan dapat bicara? Jika hati tidak mencari, bagaimana dapat mencari”

“Tidak perlu membakar selimut baru hanya karena seekor kutu, juga aku tidak membuang muka dari kau hanya karena kesalahan yang tak berarti”

“Siapapun yang melihat kesalahannya sendiri sebelum melihat kesalahan orang lain, mengapa mereka tidak mengoreksi diri sendiri? Manusia di dunia tidak melihat diri mereka sendiri dan yang demikian mereka akan saling menyalahkan”

“Kemurahan hati datang dari mata -bukan dari tangan- dialah yang melihat benda-benda itu, hanya seorang yang melihat terpelihara”

“Persis seperti hati yang menjadi bahagia di tempat yang hijau dengan tanaman yang sedang tumbuh, keakraban dan keramahan lahir bila jiwa kita jadi gembira”

“Adakalanya lebih baik bersama dengan orang yang kurang terhormat daripada tinggal seorang diri. Kendati gagangnya sudah rusak, setidaknya ia masih melekat di pintu”

“Dengan cinta, yang pahit menjadi manis, dengan cinta, tembaga menjadi emas, dengan cinta sampah menjadi jernih, dengan cinta yang mati menjadi hidup, dengan cinta yang raja menjadi budak. Dari ilmu cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan orang di atas tahta begini?”

“Sejauh yang dapat kaulakukan janganlah menjejakkan kaki pada perceraian. Allah berkata, “Dari segala yang dihalalkan, dan yang sangat Ku-benci adalah perceraian” (hadis Abu Dawud)

“Ya Allah, jadikanlah hati kami yang membatu ini seperti lilin, jadikanlah ratapan kami begitu sedap dan menjadi sasaran kasih-Mu”

“Jika dua orang sampai bersentuhan satu sama lain, tak dapat diragukan, mereka mempunyai persamaan. Bagaimana burung akan terbang kalau tidak dengan sempurna?”

“Lewat jendela antara hati dengan hati pancaran sinar yang mencerminkan kebenaran dan kebohongan”

“Bila sakit karena cinta menambah keinginanmu, bunga-bunga mawar dan lili mengisi taman jiwamu”

“Persaudaraan adalah seperti seonggok buah anggur, kalau kuperas akan menjadi satu sari buah. Yang mentah dan yang matang adanya berlawanan, tapi bila yang mentah juga menjadi amtang, menjadi sahabat yang baik”

“Kekasih adalah segalanya, pecinta hanya sebuah tabir. Kekasih hidup abadi, pecinta hanyalah benda mati. Jika cinta meninggalkan perlindungan yang kuat, pecinta akan ditinggalkan seperti burung yang tanpa sayap. Bagaimana aku akan terjaga dan sadar jika tak disertai cahaya Kekasih. Cinta menghendaki firman ini disampaikan. Jika kita menemukan cermin hati yang kusam karat ini tidak terhapus dari wajahnya”

“Penyakit pecinta tidak seperti yang lain, Cinta adalah Astrolab segala misteri Tuhan. Baik cinta dari langit atau dari bumi sama-sama menunjuk kepada Tuhan. (ket: astrolab adalah alat astronomi primitif)

“Jika hatimu menjadi kuburan rahasia, hasrat hatimu akan diperoleh lebih cepat. Nabi berkata, bahwa barang siapa dapat menjaga rahasia dalam lubuk hatinya dia akan segera mencapai hasrat yang ditujunya. Jika benih-benih ditanam di dalam tanah, segala rahasia batin akan menjadi taman yang subur”

“Cinta orang yang sudah mati tidak selamanya, sebab yang sudah mati tak akan kembali. Tapi cinta orang yang masih hidup lebih segar daripada kuncup yang baru bersemi, baik bagi mata batin atau mata lahir. Pilihlah cinta Yang Hidup Abadi yang tak akan pernah berakhir, yang memberikan kita anggur yang menambah kehidupan. Jangan berkata, “Kami punya jalan masuk kepada Raja itu” Berhubungan dengan dermawan tidaklah sulit”

“Jalan kehidupan rohani membuat badan remuk dan kemudian memulihkannya menjadi sehat. Dia menghancurkan harta berharga dan dengan harta itu dapat membangun lebih baik dari sebelumnya”

“Orang makin memperhatikan dunia materi, dia akan makin terlena terhadap dunia rohani. Apabila jiwa kita sudah terlena di depan Tuhan, yang lain, yang tak terlena mendekati pintu rahmat Ilahi”

“Dalam perjalanan itu tak ada lorong sempit yang lebih sulit dari ini, beruntunglah orang yang tak membawa kedengkian sebagai teman”

“Jika sepuluh lampu ada di satu tempat berbeda bentuk satu sama lain, namun kita tak dapat membedakan itu dari sinar yang mana bila memusatkan pada satu cahaya. Dalam dunia rohani tak ada perbedaan, tak ada pribadi-pribadi yang muncul. Yang terindah adalah keserasian Sahabat dengan sahabat-Nya. Berpeganglah kuat-kuat pada rohani. Tolonglah si keras kepala ini yang terpecah-belah sendiri, yang mungkin terdapat persatuan di bawahnya, seperti harta terpendam”

“Janganlah gunakan pedang kayu dalam perang. Pergilah, cari yang dari baja, kemudian majulah dengan gembira. Pedang hakikat adalah pelindung seorang wali Tuhan, saatmu bersama dia sungguh berguna seperti piala kehidupan itu sendiri. Semua orang arif berkata sama, orang yang mengenal Tuhan adalah rahmat Tuhan kepada hamba -hamba Nya”

“Tanamkanlah kecintaan para kekasih Tuhan dalam semangatmu, jangan serahkan hatimu kepada apa pun tapi cinta mereka yang berhati gembira. Janganlah mengunjungi tetangga yang berputus asa, harapan masih ada. Jangan pergi ke arah yang gelap, karena matahari masih ada”

Minggu, 22 Januari 2017

ALI SYARIATI Sang Pencerah

Malam ini kembali kubuka lembaran demi lembar buku yg kutemukan di selip tumpukan buku dilemari, ada yg menarik malam ini membaca buku depan kos sambil kusruput secara perlahan kopi yang masih panas, dan sesekali angin yg mamiri menghampiriku secara perlahan.

Dalam sebuah buku itu di tuliskan sosok tokoh Revolusi yang berasal dari Desa Mazina, sebuah desa kecil yang terletak dekat Masyhad di Timur laut Khurasan, negeri Iran, tercatat sebagai desa yang bersejarah dalam revolusi Iran. Karena di desa ini lahir seorang intelektual revolusioner yaitu Ali Syari’ati, tepatnya pada tanggal 24 November 1933. Ali Syari’ati adalah buah hati pertama dan anak laki-laki satu-satunya dari pasangan Sayyid Muhammad Taqi Syari’ati dengan Putri Zahra. Dan Ali Syari’ati memiliki tiga saudara perempuan, yaitu Tehereh, Tayebeh, dan Batul. 

Ali Syariati adalah salah satu sosok yang cukup berperan dalam mengangkat, mengkritisi, kemudian merekontruksi gagasan revolusioner Marx ke dalam wacana pemikiran Islam. Ia telah menggabungkan sikap anti imperialisme Dunia Ketiga dan ajaran Syi’ah Iran untuk menghasilkan suatu ideologi Islam revolusioner bagi revormasi sosial politik. Gagasan Syari’ati yang berani dan brilian telah merasuk ke berbagai komponen masyarakat Iran, baik kalangan intelektual, mahasiswa, ulama, dan berbagai kelompok sosial-pekerja. Dari sanalah kesadaran akan perubahan bagi kondisi yang lebih baik, keberanian untuk bergerak, dan kesadaran kelas mulai mengeliat muncul.

Ali Syari’ati sering diposisikan sebagai seorang sekuleris, bahkan seorang Marxis yang bersembunyi di balik jubah Islam. Itulah sebabnya meskipun secara jasad sosoknya telah mati, tapi wacana pemikirannya terus hidup dan dibiarkan terus berdialog dengan perkembangan pemikiran yang mengikuti arus zaman. Oleh karena itu pul,a membuat pemikirannya tetap bertahan dan layak didiskusikan.

Itulah sosok Ali Syariati yang menjung tinggi nilai islam sebagai pembebasan.
Aduh kopiku gak terasa udah hampir habis, saat nya kembali membuat kopi dan bercengkraman dalam pemikiran sang revolusi IRAN namanya ALI SYARIATI.

Semoga bermanfaat

Sabtu, 21 Januari 2017

Kusediakan Waktu Yang Panjang Untuk Sebuah Kata


Kini tahulah aku
tak usahlah membaca dengan tergesa
pena tubuh sungguh
perlu waktu
demi menulis dirinya di atas bumi

sebuah buku
adalah dunia
yang mesti diselami
sampai lubuk tergelap lautnya
daun terimbun dari rimbanya
belahan langit paling terang
dari setiap malam

halaman demi halaman mengisyaratkan
pengembaraan panjang, teramat panjang
paragraf-paragraf memberikan rumah
demi jiwa yang dahaga akan istirah
setiap kalimat adalah urat nadi
dari jantung bumi
setiap saat, bumi menggemakan denyutnya
sampai kata paling rahasia

segalanya tak selesai di sini
jangan percaya pada rumah;
percayailah pengembaraan
yang akan memberikan
pintu-pintu baru
untukmu

siapa yang melukis itu
siapa yang menuliskan kita
hingga terbaca demikian seksama
hingga tak ada lagi warna
tak ada lagi kata
tersisa
di dasar tubuh
di urat ruh?

Tan Malaka dalam sebuah kopi.


Kembali kubuka buku setelah selesai membuat kopi dan kopi kali ini mungkin agak pahit karna gula di kos udah habis. Maklum belum datang kiriman.. wkwk eh maaf yah cuman mercanda. Kali ini kutemukan sosok Orang misterius yg mungkin kita tak pernah mendengar namanya waktu sekolah dulu, apakah dari SD sampai ke tingkat SMA.. Dia seorang aktivis kemerdekaan Indonesia, filsuf kiri, pemimpin Partai Komunis Indonesia, pendiri Partai Murba, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Dia lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897. Tan Malaka menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional Indonesia pada 28 Maret 1963 atas Keppres No. 53 Tahun 1963. Dialah TAN MALAKA Nama lengkapnya adalah Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka,  Ibrahim adalah Nama aslinya, sedangkan Tan Malaka adalah nama semi-bangsawan yang ia dapatkan dari garis ibu. Tanggal kelahirannya tidak dapat dipastikan, dan tempat kelahirannya sekarang dikenal sebagai Nagari Pandan Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Ayahnya bernama HM. Rasad, seorang karyawan pertanian, dan Rangkayo Sinah, putri orang yang disegani di desa. Di tempat kelahirannya, Tan Malaka mempelajari ilmu agama dan berlatih pencak silat.

Pengetahuannya tentang revolusi mulai meningkat selama kuliah ditambah dengan membaca de Fransche Revolutie, yang diterimanya dari Horensma sebelum keberangkatannya ke Belanda. Setelah Revolusi Rusia pada Oktober 1917, ia semakin tertarik pada komunisme dan sosialisme, Sejumlah buku yang dibacanya yang berhubungan dengan hal tersebut adalah buku-buku karya Karl Marx, Friedrich Engels, dan Vladimir Lenin. Friedrich Nietzsche. Saat itulah ia mulai membenci budaya Belanda dan terkesan oleh masyarakat Jerman dan Amerika. Dia kemudian mendaftar ke militer Jerman namun ditolak karena Angkatan Darat Jerman tidak menerima orang asing. Saat itulah ia bertemu Henk Sneevliet, salah satu pendiri Indische Sociaal dari-Democratische Vereeniging (ISDV, pendahulu dari Partai Komunis Indonesia).  Ia juga tertarik bergabung dengan Sociaal Democratische-Onderwijzers Vereeniging (Asosiasi Demokrat Sosial Guru).

Tan Malaka bisa dikatakan sebagai orang yang pertama kali berjuang menentang antikolonialisme di Hindia Belanda, bahkan sebelum Soekarno dan Hatta. Beliau juga menjadi orang pertama yang mencetuskan konsep tentang "Negara Indonesia" dalam bukunya yang berjudul Naar de Republiek Indonesia (1925). Buku inilah yang menginspirasi Soekarno, Hatta, Sjahrir, dkk untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari barisan yang lain. Sementara itu, tokoh besar yang terlupakan ini, berjuang "sendirian" untuk memerdekakan Indonesia dari mulai menulis buku, membentuk kesatuan massa, berbicara dalam kongres internasional, ikut bertempur di lapangan melawan Belanda secara langsung, sampai akhirnya harus keluar-masuk penjara berkali-kali, diburu oleh interpol, dan kejar-kejaran sama polisi Internasional.

Tragis? Banget! dan yang lebih tragis lagi adalah, perjuangan beliau untuk negeri kita ini malah "dibalas oleh Indonesia" dengan timah panas. Ya, beliau ditembak mati oleh tentara Republik yang didirikannya sendiri (Tentara Indonesia) di Kediri 1949 dan sampai hari ini jenazahnya belum dipastikan keberadaannya. Kendati Presiden Soekarno telah mengangkat namanya sebagai pahlawan nasional pada 28 Maret 1963. Namun, sejak era Orde Baru (1966-1998), keberadaan tokoh ini seperti dihapus dalam sejarah Indonesia, namanya dicoret dari daftar nama pahlawan Nasional dan hampir tidak pernah dibahas dalam pelajaran Sejarah SD-SMA sampai dengan sekarang.

Semoga tulisan ini, dapat kembali mengingatkan kita semua pada para pendiri negeri kita ini, khususnya untuk Tan Malaka yang paling sering dilupakan. Semoga generasi Indonesia ke depannya dapat mewujudkan impian beliau untuk membangun masyarakat yang berpikir secara kritis, logis, rasional, dan mampu berdialog secara sehat. Merdeka!

"Lindungi bendera itu dengan bangkaimu, nyawamu dan tulangmu. Itulah tempat yang selayaknya bagimu, seorang putera Indonesia tempat darahmu tertumpah" - Tan Malaka, Massa Aksi (1927).

Itulah cerita dari seorang Pahlawan yang Terlupakan saat ini, bagaikan gula dalam sebuah kopi, walau seberapa banyak gula yg kita berikan pada kopi maka tetap saja namanya kopi bukan Kopi Gula... hahaha seruput dulu lah.

Castro si Revolusi


Pagi ini didepan kopi yang sedikit pekat manis kembali kubuka lembara demi lembara buku yang sementara saya baca, dan kutemukan seorang pemimpin Revolusi bagi saya luar biasa.. Namanya Fidel Castro. Ia dikenal dunia sebagai tokoh revolusi yang tangguh. Bersama Che Guevara, Castro pernah melakukan perlawanan gerilya untuk Kuba selama 25 bulan di Pegungunan Sierra Maestra. Dan masih banyak catatan-catatan kudeta yang dilakukan Castro.

Kusurput kopiku dlu dan kembali melanjutkan bacaanku, Bukan saja dari penampilannya yang sangat mudah dikenali tetapi juga dalam sikap dan prinsip yang dianutnya. Nama Fidel Castro sangat erat dengan gerakan revolusi, perang dingin, pertarungan antara Timur dan Barat, Utara dan Selatan, serta komunisme dan kapitalisme.

Sepanjang kepemimpinannya di Kuba hingga ajal menjemputnya, Fidel Castro tetap sama yakni menjadi simbol revolusi. Ia adalah salah satu tokoh komunis yang masih bertahan di tengah anjloknya paham komunisme itu sendiri.

Mungkin sampai di sini dan kututup lembaran buku dan bergegas ke ke kampus.. semoga bermanfaat.