"Cinta
adalah memberi bukan mengambil atau kompensasi. Cinta adalah memilih dirinya
mati agar yang lain dapat hidup, agar sesuatu cita – cita menang, agar suatu
impian menjadi kenyataan". (Ali Syariati).
Inilah
cinta dalam pandangan seorang tokoh Revolusioner Ali Syariati. Bagi syariati,
bahwa cinta itu adalah keikhlasan tampa membutuhkan imbalan, agar cita cita
kebenaran dapat tercapai, para pecinta menjadi kekuatan pembebas dari determinasi ideologi-ideologi multitheism yang menindas. Cinta seperti inilah yang dikatakan
Syariati adalah suatu cinta pembebasan yang dimiliki oleh manusia Raushan Fikr.
Bagi syariati Raushan Fikr adalah model manusia yang diidealkan oleh Ali
Syari'ati untuk memimpin masyarakat menuju revolusi. Raushan Fikr adalah
pemikir tercerahkan yang mengikuti ideologi yang dipilihnya secara sadar.
Ideologi akan membimbingnya kepada pewujudan tujuan ideologi tersebut, ia akan
memimpin gerakan progresif dalam sejarah dan menyadarkan umat terhadap
kenyataan kehidupan. Ia akan memprakarsai gerakan revolusioner untuk merombak
stagnasi. Sebagaimana rasul-rasul selalu muncul untuk mengubah sejarah dan menciptakan
sejarah baru. Memulai gerakan dan menciptakan revolusi sistemik. Manusia
Raushan Fikr memiliki karakteristik memahami situasi, merasakan desakan untuk
memberi tujuan yang tepat dalam menyebarkan gaya hidup moralitas dan monastis,
anti status quo, konsumerisme, hedonisme dan segala kebuntuan filosofis, menuju
masyarakat yang mampu memaknai hidup, konteks, dan realitas masyarakat.
Raushan Fikr merupakan
kunci bagi perubahan, oleh karenanya sulit diharapkan terciptanya perubahan
tanpa peranan mereka. Merekalah pembangun jalinan yang meninggalkan isolasi
menara gading dan turun dalam masyarakat. Mereka adalah katalis yang
meradikalisasi massa yang tidur panjang menuju gerakan melawan penindas. Hanya
ketika dikatalisasi oleh Raushan Fikr masyarakat dapat mencapai lompatan
kreatif yang besar menuju peradaban baru. Pemikir tercerahkan adalah aktivis
yang meyakini sungguh-sungguh dalam ideologi mereka dan menginginkan syahid
demi perjuangan tersebut. Misi yang dilancarkan mereka adalah untuk memandu
“massa yang tertidur dan bebal” dengan mengidentifikasi masalah riil berupa
kemunduran masyarakat..
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar